loading...
Harianviral.com, Di pesantren, gadis ini digarap oelh 3 orang hingga anunya terluka parah - Kejadian tak senonoh ini sungguh diluar peri kemanusiaan. Pasalnya gadis yang masih belia ini harus menerima perlakuan keji dari tiga orang.
Chika, nama samaran, gadis yang masih berusia 11 tahun ini tergolek lemah di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak Kabupaten Tulungagung.
Gadis nahas ini diduga menjadi korban pem3rk0saan pengasuhnya di sebuah pondok pesantren. Kini Chika terus merintih kesakitan di ranjang perawatannya. Alat vitalnya sampai terluka parah dan membuat dia terus menangis.
Awalnya Chika sangat tertutup dan susah diajak berbicara. Sorot matanya terlihat kondisi kejiwaannya yang sedang tertekan.
Tetapi saat ditanya siapa p3merk0sa dirinya, Chika mengaku menyebut tiga nama. Dari ketiganya tersebut, dua di antaranya adalah perempuan yang berinisial L dan C.
Keduanya kerap menyakiti Chika, namun dia tak menjelaskan detail peran keduanya. Sedangkan satu nama lainnya adalah laki-laki berinisial U.
“Tolong dijawab dengan keras nduk, jadi yang melakukan itu ke sampayen adalah Pak U ya?” tanya Kepala Desa Betak, Kecamatan Kalidawir, Catur Subagyo, Sabtu (13/5/2017) malam.
Mendengar pengakuannya tersebut, Chika malah menangis. Siswa kelas IV ini terisak-isak menimbulkan rasa iba. Ketika ditanya kembali, Chika menjawab singkat, “he eh.”
Atas kejadian yang menimpa Chika, Catur mendampingi S, ibu Chika untuk melapor ke Polres Tulungagung. Kini kasusnya tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA).
Seperti diketahui, Chika tinggal di dalam sebuah pondok pesantren di Kecamatan Ngunut sejak masih taman kanak-kanak. Selama ini Chika pulang hanya saat libur sekolah.
Sumber: Surya Malang
Chika, nama samaran, gadis yang masih berusia 11 tahun ini tergolek lemah di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak Kabupaten Tulungagung.
Gadis nahas ini diduga menjadi korban pem3rk0saan pengasuhnya di sebuah pondok pesantren. Kini Chika terus merintih kesakitan di ranjang perawatannya. Alat vitalnya sampai terluka parah dan membuat dia terus menangis.
Awalnya Chika sangat tertutup dan susah diajak berbicara. Sorot matanya terlihat kondisi kejiwaannya yang sedang tertekan.
Tetapi saat ditanya siapa p3merk0sa dirinya, Chika mengaku menyebut tiga nama. Dari ketiganya tersebut, dua di antaranya adalah perempuan yang berinisial L dan C.
Keduanya kerap menyakiti Chika, namun dia tak menjelaskan detail peran keduanya. Sedangkan satu nama lainnya adalah laki-laki berinisial U.
“Tolong dijawab dengan keras nduk, jadi yang melakukan itu ke sampayen adalah Pak U ya?” tanya Kepala Desa Betak, Kecamatan Kalidawir, Catur Subagyo, Sabtu (13/5/2017) malam.
Mendengar pengakuannya tersebut, Chika malah menangis. Siswa kelas IV ini terisak-isak menimbulkan rasa iba. Ketika ditanya kembali, Chika menjawab singkat, “he eh.”
Atas kejadian yang menimpa Chika, Catur mendampingi S, ibu Chika untuk melapor ke Polres Tulungagung. Kini kasusnya tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA).
Seperti diketahui, Chika tinggal di dalam sebuah pondok pesantren di Kecamatan Ngunut sejak masih taman kanak-kanak. Selama ini Chika pulang hanya saat libur sekolah.
Sumber: Surya Malang